Sambatan Bedah Rumah

  • Oct 19, 2019
  • cepagan
  • BERITA, PEMERINTAHAN, SENI DAN KEBUDAYAAN, TOKOH MASYARAKAT

Cepagan-  begitu banyak menyimpan warisan budaya dan tradisi leluhur yang adiluhung. Mulai dari semacam bersih Desa, kesenian tradisonal dan budaya sosial kemasyarakatan seperti sambatan dan kerja bakti lingkungan yang biasa disebut gotong royong. Sambatan adalah salah satu tradisi yang sampai hari ini tetap terjaga eksistensinya di dalam masyarakat pedesaan. ”sambatan” berasal dari kata “sambat” yang berarti meminta bantuan atau pertolongan kepada orang lain. Tradisi sambatan atau di masyarakat sering disebut juga “nyambat” adalah tradisi untuk meminta pertolongan kepada warga masyarakat yang bersifat massal untuk membantu keluarga yang sedang memiliki keperluan atau sedang terkena musibah. Seperti membangun, memperbaiki atau memindah rumah, melaksanakan hajatan, dan juga keperluan-keperluan lain yang membutuhkan bantuan orang banyak. [embed]https://youtu.be/fptoImovT5Ihttps://youtu.be/fptoImovT5I[/embed] Sebuah kearifan lokal yang terbentuk dari semangat gotong-royong yang tinggi di dalam masyarakat. Yang semua itu di dasarkan pada rasa kepedulian antara masyarakat satu dan lainnya. Menyatukan perbedaan dan keberagaman menjadi satu rasa dan kepentingan dalam kerja untuk bahu-membahu saling membantu. Rasa ikhlas untuk saling tolong-menolong tanpa memandang warna dan latar belakang. Tradisi sambatan atau gotong royong merehap rumah (Menurunkan Genting) di Desa Cepagan, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, masih sangat kental di lakukan masyarakat desa setempat. Seperti warga Desa Cepagan yang sedang gotong royong membantu rehap rumah milik Ibu Daryati Penerima bantuan RTLH ini sangat bersyukur atas di berikan bantuan dari pemerintah proses bedah rumah yang di anggarkan dari Bankab relative cepat, karna antusias masyarakat berbontong- bondong untuk melakukan kerja bakti sambatan bongkar rumah penerima bantuan RTLH dari Bankab.