Kunjungan Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang ke Batik MUFA Desa Cepagan Kabupaten Batang

  • Jul 12, 2024
  • Admin Desa Cepagan
  • BERITA, KEGIATAN

Desa Cepagan, Senin, 8 Juli 2024 - Mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) posko 83 UIN Walisongo Semarang, bersama dengan Kepala Desa Cepagan, Bapak Hery Kiswanto, mengadakan kunjungan ke salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terbilang sukses, yaitu Batik MUFA, yang berlokasi di Desa Cepagan, Kabupaten Batang.

Batik MUFA didirikan oleh Muhammad Farikhin pada tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19 yang sedang ramai-ramainya. Nama "MUFA" sendiri diambil dari nama sang pendiri. Melihat peluang besar berjualan secara online, Muhammad Farikhin memulai usahanya dengan berjualan melalui marketplace Facebook dan Instagram. Dari situ, beliau mulai membangun jaringan pelanggan yang setia terhadap produk batiknya.

Keberhasilan Batik MUFA tidak berhenti di situ. Muhammad Farikhin kemudian memanfaatkan platform e-commerce Shopee untuk memperluas jangkauan pasarnya. Melalui Shopee, Batik MUFA berhasil menarik minat lebih banyak konsumen dan mencapai kesuksesan yang signifikan. Dalam beberapa bulan, penjualan Batik MUFA meningkat pesat, dan produk-produk batiknya mulai dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Inovasi desain dan kualitas kain yang dihasilkan menjadi daya tarik utama bagi para pelanggan.

Usaha keras Muhammad Farikhin membuahkan hasil, terutama pada bulan Ramadhan, di mana penjualannya sempat mencapai 500 alamat per hari. Namun, pada hari-hari biasa, penjualannya berkisar di sekitar 50 alamat per hari. Keberhasilan ini tidak terlepas dari ketekunan dan inovasi yang terus dilakukan oleh Farikhin dalam menghadapi persaingan pasar.

Selama kunjungan tersebut, para mahasiswa KKN mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan batik di workshop Batik MUFA. Mereka diperkenalkan dengan berbagai teknik membatik, mulai dari proses pencantingan hingga pewarnaan dan pengeringan. Para mahasiswa juga diajak untuk mencoba membatik sendiri, memberikan pengalaman berharga yang jarang didapatkan di tempat lain.

Selain itu, Muhammad Farikhin juga mengadakan sesi diskusi interaktif dengan para mahasiswa. Beliau berbagi tentang tantangan yang dihadapinya saat memulai usaha, seperti keterbatasan modal dan persaingan pasar yang ketat. Namun, dengan ketekunan dan inovasi, Batik MUFA berhasil tumbuh dan berkembang. Beliau menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan pasar dan terus berinovasi dalam menghadapi persaingan.

Kepala Desa Cepagan, Bapak Hery Kiswanto, turut mengapresiasi usaha Batik MUFA dan mengungkapkan rasa bangganya terhadap pencapaian UMKM tersebut. Beliau berharap Batik MUFA dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Desa Cepagan dan sekitarnya. Selain itu, beliau juga berharap kunjungan ini dapat membuka wawasan para mahasiswa KKN mengenai pentingnya peran UMKM dalam perekonomian lokal.

Kunjungan mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang ini bertujuan untuk mempelajari langsung strategi bisnis yang diterapkan oleh Batik MUFA, serta memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh UMKM di era digital. Para mahasiswa berharap dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan untuk membantu pengembangan UMKM lain di daerah mereka. Mereka juga berharap kunjungan ini dapat mempererat hubungan antara universitas dan masyarakat setempat, serta memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi desa.

Muhammad Farikhin dengan senang hati berbagi pengalamannya dalam membangun dan mengembangkan Batik MUFA. Beliau berharap kunjungan ini dapat menginspirasi para mahasiswa untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan perekonomian lokal melalui UMKM. Para mahasiswa pun merasa sangat antusias dan termotivasi untuk mengembangkan ide-ide kreatif mereka dalam mendukung perkembangan UMKM di daerah asal mereka masing-masing